Rabu, 19 Oktober 2011

Awas! Keputihan Bisa Sebabkan Kematian


Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Tidak banyak wanita yang tahu apa itu keputihan dan terkadang menganggap enteng persoalan keputihan ini.

Padahal keputihan tidak bisa dianggap enteng, karena akibat dari keputihan ini bisa sangat fatal bila lambat ditangani. Tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian. Apa sebenarnya keputihan itu? Seperti apa ciri-cirinya? Dan bagaimana pencegahannya?

Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina.

Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan.

Keputihan fisiologis biasanya terjadi pada masa subur, juga sebelum dan sesudah menstruasi. “Kadang saat itu ada lendir yang berlebihan, itu normal. Dan biasanya tidak gatal dan tidak berbau,” jelas dr. Sugi.

Sedangkan kalau keputihan patologis , adalah keputihan yang terjadi karena infeksi pada vagina, adanya benda asing dalam vagina atau karena keganasan. Infeksi bisa sebagai akibat dari bakteri, jamur atau protozoa.

Ciri-ciri keputihan patologis , warnanya tidak seperti lendir. “Keputihan patologis biasanya, warnanya seperti kepala susu, atau hijau kekuning-kuningan, atau bahkan bercampur darah, kalau keputihannya sudah menjadi penyakit,” ujar dr. Sugi.

Ketika keputihan sudah menjadi penyakit, wanita yang menderita keputihan patologis ini akan merasa gatal pada daerah vagina, dan lendir yang keluar berbau, sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman.

Banyak hal sebenarnya yang membuat wanita rawan terkena keputihan patologis. Biasanya penyebab keputihan patologis ini karena kuman.

“Di dalam vagina sebenarnya bukan tempat yang steril. Berbagai macam kuman ada di situ. Flora normal di dalam vagina membantu menjaga keasaman pH vagina, pada keadaan yang optimal. pH vagina seharusnya antara 3,5-5,5. flora normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian antiseptik untuk daerah vagina bagian dalam. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang lain. Padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan tumbuhan yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan, yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan,” papar dr. Sugi ditemui di RS Mitra Kemayoran.

Begitu seorang wanita melakukan hubungan seks, maka wanita tersebut terbuka sekali terhadap kuman-kuman yang berasal dari luar. Karena itu keputihan pun bisa didapat dari kuman penyebab penyakit kelamin yang mungkin dibawa oleh pasangan seks wanita tersebut.

“Jadi sebaiknya jangan gonta ganti pasangan. Atau lebih baik tidak melakukan seks sampai menikah. Karena biasanya pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks, dan hygienenya baik, jarang sekali kena keputihan patologis . Dan hati-hati, keputihan patologis juga bisa karena proses keganasan. Salah satu Tanda dari kanker leher rahim adalah, adanya keputihan yang berbau busuk bahkan berdarah,” papar dr. Sugi.

“Pada wanita yang belum melakukan hubungan seksual, bisa juga terjadi keputihan. Namun penyebab keputihan bisa terjadi karena menggunakan celana dalam bersama, memakai handuk bersama, kurangnya menjaga kebersihan daerah vagina, lalu juga cara cebok yang salah,” tutur dr. Sugi.

Pemakaian sabun antiseptik yang sekarang banyak diiklankan, untuk daerah vagina, sebenarnya tidak masalah bila dipakai sebagai obat luar. Pembilasan vagina ( douchi ) dengan anti septik sebaiknya atas dasar indikasi bila terkena keputihan, sebaiknya ke dokter, daripada mengatasinya sendiri dengan obat-obatan antiseptik yang dimasukkan ke dalam vagina keputihan patologi harus diobati sesuai dengan penyebabnya,” ujar dr. Sugi.

Keputihan sebaiknya diobati sejak dini, begitu timbul gejala. Karena keputihan kalau sudah kronis dan berlangsung lama akan lebih susah diobati. Selain itu kalau keputihan yang dibiarkan bisa merembet ke rongga rahim kemudian kesaluran indung telur dan sampai ke indung telur dan akhirnya ke dalam rongga panggul.

Tidak jarang wanita yang menderita keputihan yang kronis (bertahun-tahun) bisa menjadi mandul bahkan bisa berakibat kematian.

“Berakibat kematian karena bisa mengakibatkan terjadinya kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar kandungan, terjadi pendarahan, mengakibatkan kematian pada ibu-ibu,” tegas dr. Sugi.

Selain itu yang harus diwaspadai, keputihan adalah gejala awal dari kanker mulut rahim. Jadi jangan sampai terlambat untuk tahu apa yang menjadi penyebab keputihan. Yang pasti jangan anggap remeh keputihan. Supaya kamu tidak menyesal di belakang hari nanti, karena akibat yang ditimbulkan oleh penyakit keputihan ini.

Apa itu Keputihan?



Keputihan adalah sebutan umum untuk infeksi pada vagina dan bagian luar genital (vulva) yang disebabkan oleh jamur. Keputihan adalah infeksi yang sangat umum. Tiga dari empat wanita di dunia pernah mengalami keputihan minimal sekali dalam hidupnya. Semua wanita dapat terkena tanpa memandang umur, latar belakang, pekerjaan atau kondisi lainnya. Keputihan dapat bersifat fisiologis dan patologis (penyakit). Secara fisiologis keputihan terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, pada saat terangsang seksual atau mengalami stress emosional. Keputihan seperti ini wajar terjadi pada wanita.
Keputihan ini bersifat patologis (penyakit keputihan) akan diikuti dengan gejala keluarnya lendir secara berlebihan, berwarna putih atau kekuningan dan berbau gatal, jarang terjadi rasa nyeri tetapi beberapa wanita merasakan nyeri pada saat berhubungan intim dan daerah yang terinfeksi menjadi bengkak. Jadi keputihan selain mengganggu kenyamanan aktivitas juga mengurangi keharmonisan hubungan suami isteri

Banyak wanita mengeluhkan keputihan. Sangat tidak nyaman. Gatal, berbau, bahkan terkadang perih. Usut punya usut, ternyata itu berkait dengan kebiasaan sehari-hari. Salah satu penyebab keputihan adalah masalah kebersihan di sekitar organ intim.
Umumnya wanita sangat peduli dengan kebersihan, terutama yang berhubungan dengan penampilan. Setiap hari tidak lupa mandi dan selalu telaten menyingkirkan sisa-sisa make up dari wajah. Tapi, bila ditanya apakah setelaten itu pula kaum Hawa menjaga kebersihan organ kewanitaannya? Harus kita akui tidak semua wanita melakukannya.
Contoh, entah berapa banyak wanita yang tidak mengeringkan bagian organ intimnya seusai buang air kecil. Usai dibasuh langsung mengenakan celana dalam. Alhasil celana ikut basah, akibatnya vagina “terperangkap” dalam suasana lembab.
Organ intim wanita, seperti vagina sangat sensitif dengan kondisi lingkungan. Karena letaknya tersembunyi dan tertutup, vagina memerlukan suasana kering. Kondisi lembab akan mengundang berkembanbiaknya jamur dan bakteri pathogen. Inilah salah satu penyebab keputihan.
Bila ingin terhindar dari keputihan, Anda mesti menjaga kebersihan daerah sensitif itu. Kebersihan organ kewanitaan hendaknya sejak bangun tidur dan mandi pagi. Bagaimana caranya?

Berikut Tip yang dapat dilakukan:
1. Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan pH di sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini mampu menjaga seimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat. Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan dapat flora normal di vagina. Ini tidak menguntungkan bagi kesehatan vagina dalam jangka panjang.
2. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip disana-sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu.
3. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
4. Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya Anda membawa cadangan celana dalam tas kecil untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.
5. Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan lembab.
6. Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non-jeans agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.
7. Ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut
8. Gunakan panty liner disaat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian ke luar rumah dan lepaskan sekembalinya Anda dirumah.

Dan bila Anda mau mencegah atau mengobati keputihan dengan produk Herbal dari Dokter Boyke, Anda bisa gunakan  Double Majakani Extracts INTIMATE TISSUE

Mengapa Keputihan?


Keputihan memang penyakit perempuan. Umumnya pada yang sudah lewat akil balik. Biasanya sebab higiene sekitar kemaluan mungkin kurang terjaga. Air untuk membersihkan alat kelamin, cara membersihkan, terlambat menukar pembalut, merupakan beberapa sumber penyebabnya.

Sejumlah kajian di Jakarta mendapati, air kamar mandi di tempat-tempat umum tercemar jamur atau parasit penyebab keputihan. Paling sering cemaran parasit Trichomonas vaginalis.

Kebiasaan perempuan Indonesia sehabis berkemih menyiram kemaluan dengan air. Kondisi demikian yang menyebabkan kemaluan wanita selalu basah. Tidak bermasalah bila airnya bersih dan terbebas dari bibit penyakit. Namun, bisa berakhir dengan penyakit keputihan bila air, gayung, atau bak air di tempat-tempat umum sudah tercemar.

Dari mana cemarannya?

Tentu dari perempuan yang menggunakan kamar mandi atau kamar kecil di tempat umum. Entah dari jemari tangannya yang sudah tercemar bibit penyakit, dari cipratan air ceboknya yang mungkin memasuki air di bak, atau menyentuh gayungnya selama melakukan kegiatan berkemih di situ.

Kita tahu, kemaluan wanita itu berhubungan amat terbuka dengan dunia luar. Apabila sekitar muara vagina kurang terjaga kebersihannya, apa saja dari luar bisa mencemarinya.

Namun, beruntung karena normalnya di sekitar muara vagina terdapat kuman yang hidup berdampingan dengan tubuh. Kuman yang tidak menyebabkan penyakit, melainkan memproduksi zat masam yang bermanfaat sebagai pelindung vagina. Zat masam yang melumasi sekitar muara vagina (vulva) yang bikin kemaluan wanita selalu mampu mengenyahkan serangan bibit penyakit.

Itu makanya, sering membersihkan muara vagina atau daerah vulva justru merugikan. Sebab dengan begitu kuman bersahabat yang berguna bagi tubuh akan musnah, dan suasana vagina yang masam, tiada lagi. Pada kondisi tanpa pelindung demikian, vagina jadi lebih rentan diserang bibit penyakit.

Keputihan karena jamur candida seperti Nyonya Pet, di atas, yang manifestasi keputihannya menyerupai susu kental, selain keluhan gatal yang hebat, dan berbau anyir. Praktisnya, tanpa perlu memeriksa dulu di laboratorium, dokter bisa langsung memberi obat hanya dari melihat sifat keputihannya.

Keputihan yang disebabkan oleh parasit paling sering ditemukan setelah frekuensi keputihan oleh jamur. Warnanya cenderung kekuningan. Sama-sama flek di pakaian dalam, selain gatal, dan berbau juga.

Keputihan lainnya disebabkan oleh kuman Gardnella vaginalis. Warna keputihannya semu kehijauan.

Suami Ikut Diobati

Begitu istri positif keputihan, dokter langsung memberi obat antikeputihan. Ada obat yang dimasukkan ke liang vagina (ovula), ada yang diminum. Jenis obat untuk jamur, parasit, dan kuman, tentu saja tidak sama. Bila obatnya tidak tepat, tentu keputihannya tidak kunjung menyembuh.

Adakalanya keputihan merupakan gabungan dari dua atau lebih penyebab. Selain jamur, mungkin disertai parasit dan kuman juga. Untuk itu jenis pengobatannya pun berbeda. Perlu pembasmi untuk ketiga jenis penyebabnya.

Selain istri, suami juga perlu ikut diobati. Tujuannya agar istri bisa tuntas sembuh. Sebab bila suami tidak ikut diobati, dan hanya istri yang berobat, setelah istri sembuh, suami mungkin sudah tertular. Suami yang sudah tertular bisa menularkan kembali ke istri setelah istri diobati. Kemudian keputihan istri pun kambuh lagi.

Untuk itulah, pada kasus keputihan dalam keluarga, suami wajib diobati juga.

Karena Penyakit Kelamin

Ada pula manifestasi keputihan yang sebetulnya merupakan gejala suatu penyakit kelamin. Yang paling mirip dengan keputihan bila wanita mengidap penyakit kencing nanah (gonorrhea).

Pada muara vagina, bahkan sampai ke liang vagina, penuh dengan nanah. Nanah penyakit kelamin sepintas menyerupai keputihan parasit (kekuningan). Untuk membedakannya dilakukan pembiakan kuman. Kuman kencing nanah di laboratoriurn tampak berbeda dengan bentuk parasit.

Penyebab penyakit kelamin lain berasal dari kuman chlamydia. Gejalanya mirip kencing nanah, hanya lebih bening, menetes dan meleleh juga seperti kencing nanah.

Penyakit kelamin chlamydia paling susah dibasmi, sebab kumannya sudah sering menjadi kebal (resisten) terhadap obat yang sering dipakai. Di Amerika, penyakit ini kini menjadi masalah karena memang semakin banyak kasusnya, dan semakin susah menyembuhkannya. Penyakit chlamydia ini merupakan salah satu penyebab terbanyak ketidaksuburan wanita.

Kita tahu, wanita modern zaman sekarang yang memilih seks bebas, sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Peluang tertular penyakit kelamin yang terjadi antarkegiatan seks bebas lebih besar. Paling sering oleh chlamydia.

Bila infeksi chlamydia tak sembuh-sembuh, salah satu komplikasinya akan menjalar sampai ke saluran telur (tuba falloppi). Setelah penyakitnya menyembuh, pipa saluran telur akan melengket, dan saluran tuba tertutup.

Wanita yang saluran telurnya sudah tersumbat, menjadi tidak bisa hamil karena sel telur tidak bisa melewatinya.

Karena Kanker

Keputihan juga bisa muncul pada kasus kanker kandungan. Kanker yang sudah membusuk, apakah berasal dari rahim, mulut, atau leher rahim, manifestasi gejalanya bisa juga berupa keputihan. Yang keluar berupa nanah yang berbau busuk.

Tentu saja, sebetulnya mungkin sudah tampak atau terasa ada gejala atau tanda kanker kandungan. Bila kanker terbentuk di rahim, mungktn perut semakin membesar, selain gejala umum kanker lainnya seperti tambah kurus, wajah pucat, tak nafsu makan.

Bila kankernya di leher rahim, perut tidak membuncit. Tanda spesifiknya, mudah terjadi perdarahan vagina. Yang paling sering terjadi, berdarah sehabis berhubungan seks (contact bleeding). Dokter akan melihat mulut rahim yang sudah membusuk dan berdarah yang berarti stadium kanker leher rahim sudah lanjut.

Tentu saja berbeda dengan keputihan penyakit, istri yang terkena keputihan normal atau keputihan oleh kanker tidaklah menular, suami di sini tidak perlu ikut berobat karena keputihannya steril.

Suami juga bisa tertular keputihan jika berselingkuh dengan wanita penghibur, dan melakukan kegiatan seks oral yang tidak biasa (fellatio). Bila wanita penghibur mengidap kencing nanah di tenggorokannya, dengan mem-fellatio pria langganannya, akan menularkan penyakit kencing nanahnya ke lelaki pelanggan.

Di rumah si suami mengaku tidak pernah berhubungan kelamin dengan wanita lain. Ia tidak tahu kalau sekadar di-fellatio saja pun bisa menularkan penyakit kencing nanah juga. Termasuk kencing nanah di tenggorokan suami bila suami rajin melakukan kegiatan seks dengan wanita penghibur dengan cara tidak biasa juga, yakni menjilat kemaluan wanita (cunnilingus) pengidap kencing nanah. Suami yang sudah tertular secara demikian perlu diobati agar tidak menulari istri.

Anak perempuan bisa juga kena keputihan. Kemungkinannya bila pengasuhnya juga mengidap keputihan. Sehabis ia sendiri cebok, si pengasuh tidak membasuh tangan, sehingga bibit penyakit melekat di jemarinya, lalu menceboki anak asuhnya. Dengan cara demikian, bibit penyakit keputihan berpindah ke kemaluan si anak.

Cara Menghilangkan Keputihan

 Agar Keputihan Tidak Berulang


Keputihan tak boleh dianggap remeh. Bisa mengakibatkan kemandulan dan kanker. Hampir setiap wanita pernah mengalaminya. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih.
Pada dasarnya dalam keadaan normal, organ vagina memproduksi cairan yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna dan jumlah tidak berlebihan. Cairan ini berfungsi sebagai sistem perlindungan alami, mengurangi gesekan di dinding vagina saat berjalan dan saat melakukan hubungan seksual.
Keputihan normal ditemukan pada bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari yaitu akibat pengaruh hormon estrogen ibu terhadap rahim dan vagina janin, saat janin masih didalam kandungan, perempuan dewasa apabila ia dirangsang waktu senggama dan saat mengalami haid yang pertama kali.
Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal. Ini karena terjadi infeksi yang disebabkan kuman, bakteri, jamur atau infeksi campuran. Keputihan bisa juga disebabkan adanya rangsangan mekanis oleh alat-alat kontrasepsi sehingga menimbulkan cairan yang berlebihan. Pada tipe keputihan ini, cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan. Biasanya diiringi rasa gatal dan bau tak sedap.
keputihan 1 300x190 Agar Keputihan Tidak BerulangUntuk mencegah terjadinya keputihan berulang maka kaum hawa harus selalu menjaga kebersihan alat kelamin luar. Upaya ini sangat penting dalam upaya mencegah timbulnya keputihan dan juga mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS).
Seperti diketahui kulit daerah alat kelamin dan sekitarnya harus diusahakan agar tetap bersih dan kering, karena kulit yang lembab /basah dapat menimbulkan iritasi dan memudahkan tumbuhnya jamur dan kuman penyakit. Keadaan ini dapat dicapai dengan mengeringkan kulit dengan handuk atau tisu bila berkeringat atau setelah buang air, selain menggunakan pakaian dalam yang bersih dan kering, menghindari menggunakan pakaian ketat dan sering mengganti pembalut saat datang bulan. Agar tidak terjadi infeksi dari mikroorganisme yang berasal dari anus/dubur dianjurkan untuk membasuh vagina dari arah depan ke arah belakang.
Sebaiknya jangan terlalu sering melakukan douche (mencuci/membilas) vagina dengan larutan antiseptik dapat merugikan, karena akan menghilangkan cairan vagina yang normal dan dapat mematikan bakteri alamiah didalam vagina. Keadaan ini pula akan lebih merangsang pengeluaran cairan vagina. Demikian juga dengan pemakaian deodoran, bahan spermisidal atau bahan lain yang dimasukkan kedalam vagina akan dapat mengakibatkan alergi dan iritasi pada vagina sehingga dapat juga timbul keputihan. Untuk itu dianjurkan hanya mencuci alat kelamin bagian luar cukup dengan air bersih dan sabun mandi biasa saja.
Yang terpenting juga, jagalah pola hidup,makanan yang sehat, dan hindari stress.

Bebas dari Keputihan


keputihan Bebas dari Keputihan
Jika keseimbangan alami daerah sekitar vagina terganggu, organisme asing masuk, keputihan bisa terjadi. Beragam faktor dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya keputihan, antara lain panas dan basah akibat penggunaan pakaian dalam dari nilon, stres, diet tinggi karbohidrat, perubahan hormonal dan kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, iritasi kimia, dan lainnya.
Pada umumnya wanita bersangkutan dapat merasakan tanda-tanda  antara lain gatal-gatal dan iritasi di daerah vagina dan vulva, bau yang tidak biasa, dan nanah.
Berikut ini beberapa saran yang dapat dilakukan:
  1. Makan menggunakan metode gizi seimbang, rendah gula.
  2. Menjaga kesehatan secara umum dengan cukup tidur, berolahraga, melepaskan tekanan emosi.
  3. Menjaga kebersihan secara teratur dengan: bersihkan vagina dari arah depan ke belakang (dari arah vulva ke anus);  memakai pakaian dalam yang bersih dan dari bahan katun (bahan nilon terlalu menyimpan panas dan menimbulkan kelembaban berlebihan yang mendorong tumbuhnya bakteri); menghindari penggunaan cairan atau semprotan pembersih vagina, kertas toilet berwarna, dan handuk milik orang lain; sering mengganti pembalut saat haid.
  4. Yang utama dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan pribadi (personal hygiene), terutama organ reproduksi.
  5. Melakukan pemeriksaan sendiri daerah sekitar vagina sangat disarankan, supaya Anda segera tahu apakah ada infeksi atau tidak. Biasanya terjadi perubahan pada warna daerah sekitar vagina menjadi lebih merah, kadang disertai bau yang kurang sedap maupun rasa gatal.

Keputihan pada wanita hamil

Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidupnya. Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan selama masa kehamilannya.

Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM Jakarta, seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur.

Keputihan dapat bersifat normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis). Dalam keadaan normal, cairan yang keluar cenderung jernih atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa gatal. Namun bila cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau warnanya sudah kehijauan atau bercampur darah, maka ini dapat dikategorikan tidak normal.

Keputihan seringkali dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita. Di samping itu, rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal, keputihan tidak normal karena infeksi yang berlanjut dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pada ibu hamil, selain dapat mengganggu kesehatan ibu, juga dapat berpengaruh terhadap janin.

Baik wanita maupun ibu hamil yang mengalami keputihan yang tidak normal, jelas Dr. Ovi, segeralah memeriksakan diri ke dokter agar dokter dapat melakukan pemeriksaan secara seksama untuk mencari tahu penyebab keputihan tersebut dan setelah itu barulah dapat memberikan terapi yang sesuai.

penyebab_keputihan
Penyebab keputihan dapat digolongkan pada dua golongan besar, yaitu fisiologis dan patologis. Pada keadaan fisiologis, keputihan dapat terjadi pada saat hamil, sebelum dan sesudah haid, saat mendapat rangsang seksual, saat banyak melakukan aktivitas fisik yang kesemuanya tidak menimbulkan keluhan tambahan seperti bau, gatal, dan perubahan warna.

Sedangkan keputihan patologis disebabkan oleh infeksi mikroorganisma seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi.

Infeksi virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual. Sementara infeksi jamur Candida sp yang secara normal ada dalam saluran cerna dan vagina, dapat terjadi karena pertumbuhan yang berlebihan akibat berbagai faktor, salah satunya adalah kehamilan yang menimbulkan kondisi terjadinya penurunan imunitas tubuh dan juga vagina.


kandidiasis_vaginalisUmumnya penyebab keputihan tersering pada wanita hamil adalah infeksi jamur Candida sp. Wanita hamil dapat terkena keputihan sejak awal kehamilan hingga trimester akhir menjelang persalinan. Namun pada keputihan karena infeksi jamur, akan lebih berat terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan karena pada saat tersebut kelembaban vagina paling tinggi.

Menurut Dr. Ovi, selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin. Namun bila saat persalinan masih terdapat infeksi, maka dampak keputihan yang terjadi tergantung penyebabnya, dimana bayi akan terkontak dengan penyebab keputihan tersebut.

Misalnya, pada infeksi Chlamydia dapat terjadi keguguran hingga persalinan sebelum waktunya (persalinan prematur). Infeksi virus Herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensefalitis). Infeksi jamur Candida sp dapat meningkatkan risiko terjadinya ayan (epilepsi). Infeksi virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga kematian. Infeksi bakteri Neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan.

Pada keputihan yang tidak normal yang disebabkan oleh infeksi, tentunya infeksi yang berlanjut dan tergantung penyebabnya, dapat mengganggu kesehatan ibu hamil. Misalnya bila terjadi infeksi Chlamydia pada kehamilan, dapat terjadi pecahnya selaput ketuban sebelum masa persalinan. Hal ini berakibat terjadinya infeksi pada janin dan juga pada ibu yang dapat menyebabkan infeksi berat hingga kematian.

Pada keputihan yang normal boleh saja melakukan hubungan seksual. Namun pada kondisi sedang terjadi masalah apalagi bila masalah tersebut ada infeksi, maka hubungan seksual harus dihindari hingga masalah selesai.

Diperlukan terapi pada pihak pasangan bila infeksi yang terjadi mungkin sudah terjadi pula pada pihak pasangan, agar tidak terjadi fenomena pingpong. Disebut fenomena pingpong karena infeksi pada perempuan yang juga ada pada pasangan prianya menginfeksi kembali pihak perempuan setelah perempuan tersebut sembuh dengan pengobatan sebelumnya.

Menyoal tentang cairan pencuci vagina, menurut Dr. Ovi, cairan pencuci vagina yang bersifat antiseptik kuat atau bila dilakukan pemasukan cairan pencuci vagina dalam jumlah besar ke dalam vagina (douche) dapat merusak flora normal vagina sehingga menyebabkan jamur dan bakteri mudah tumbuh. Sehingga untuk memilih cairan pencuci vagina, Dr. Ovi menyarankan memilih yang mempunyai keasaman sesuai dengan vagina dan penggunaannya hanya untuk di bagian luar vagina.

pengobatan_keputihan
Menurut Dr. Ovi, pada keputihan yang dikategorikan normal tidak perlu ada terapi khusus, yang penting adalah membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Umumnya cukup dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih setiap saat. Sedangkan pada keputihan yang tidak normal sesuai dengan penyebabnya, harus segera mendapatkan pengobatan medis. Demikian pula untuk keputihan yang terjadi pada masa kehamilan.

keputihan_dan_kehamilanPenanganan atau pengobatan untuk keputihan pada ibu hamil tergantung penyebab keputihan itu sendiri. Misalnya penyebab yang tersering yaitu infeksi jamur Candida sp, pengobatan yang paling aman pada perempuan hamil adalah pengobatan lokal dengan krim atau sejenis kapsul yang dimasukkan ke dalam vagina.

Pada infeksi bakteri yang paling sering menyebabkan persalinan prematur ada obat-obat minum dalam bentuk kapsul atau tablet yang aman dikonsumsi ibu hamil. Pada infeksi Neiserrea gonorrhoeae ada suntikan atau obat yang diminum dalam bentuk kapsul yang juga aman untuk ibu hamil.

Dr. Ovi menyarankan bagi wanita hamil yang menderita keputihan pada masa kehamilan agar segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah keputihan tersebut masih normal atau sudah tidak normal dan memerlukan pengobatan.

Bagi suami yang istrinya mengalami keputihan saat hamil, Dr. Ovi menyarankan agar suami mau terlibat dalam proses pengobatan. Suami harus memahami bila dokter meminta untuk mengubah kebiasaan saat hubungan seksual yang mungkin berpengaruh dalam menyebabkan keputihan pada pihak istri seperti penggunaan kondom atau penggunaan gel khusus yang dapat membantu menurunkan iritasi saat hubungan seksual, atau sementara tidak melakukan hubungan seksual.

Suami juga mungkin diminta dokter untuk mengkonsumsi obat tertentu untuk menghindari fenomena pingpong bila terjadi istri terinfeksi oleh bakteri atau virus atau mikroorganisma lain yang dapat menular saat hubungan seksual.

Menurut Dr. Ovi, tidak semua keputihan dapat dicegah, terlebih bila penyebabnya adalah infeksi menular seksual. Meskipun demikian, penggunaan kondom saat berhubungan seksual dapat menurunkan kejadian infeksi menular seksual khususnya yang disebabkan oleh bakteri dan protozoa, sehingga pada yang kerap mengalami keputihan tidak normal yang cenderung berulang, selain terapi yang sesuai, penggunaan kondom juga dapat membantu.

Ibu-ibu Sudah Coba Khasiat Manjakani ?


Dibandingkan dengan daun sirih, manjakani memang relatif kurang dikenal. Padahal tanaman ini juga berkhasiat untuk merawat kesehatan organ intim.

Merawat organ intim dengan ramuan bahan alami sebenarnya telah dilakukan sejak dahulu kala. Yang paling populer adalah air rebusan daun sirih untuk menghilangkan keputihan. Sebenarnya masih ada bahan lain untuk menjaga organ intim, yakni manjakani (oak galls).

Selama berabad-abad, tanaman yang punya nama lain Mecca Manjakani ini telah dipakai dalam obat tradisional oleh orang Arab, Iran, Cina, India, dan Melayu. Walaupun banyak tumbuh di Indonesia, tumbuhan manjakani belum banyak dikenal masyarakat.

Menurut pakar obat tradisional, Prof. Dr. Hembing Wijayakusuma, seperti daun sirih, manjakani juga dapat membersihkan jamur dan bakteri di area vagina. "Manjakani sebenarnya lebih bagus karena bisa mengatasi cairan berlebih di vagina," katanya.

Manjakani kaya akan tannin untuk mengencangkan otot vagina, vitamin A dan C, kalsium, protein, serta mengandung elemen astringent untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan, serta menambah kerapatan.

Pada zaman dahulu nenek moyang kita memakai manjakani dengan cara dihaluskan sebelum dioleskan di organ kewanitaan. Ada pula yang meminum jamu manjakani untuk meningkatkan elastisitas otot area V.

"Manjakani tidak bisa dipakai begitu saja, harus diformulasikan dulu, dicampur dengan herbal lain sesuai dengan tujuan pengobatannya," tutur Hembing. Selain untuk organ intim, tumbuhan manjakani juga efektif mengobati jerawat, peradangan, serta menjaga kebersihan mulut.

Kini sudah tersedia paket siap pakai silakan kunjungi www.tokopasutri.com/tokoonlinetono semoga cocok dan bermanfaat. Terima kasih

Cukup Gunakan Cuka Makan dan Es Batu Deteksi Dini Kanker Serviks

 dr Mohammad Baharuddin SpOG MARS

DETEKSI DINI: Dr Bahar SpOG (kanan) dan Kepala Dinas Kesehatan Kukar dr Emmy Dasimah berbincang mengenai tindak lanjut penerapan program IVA. (EKA FATIMAH/KP)
Kanker leher ramin atau serviks merupakan satu dari sekian momok bagi kaum Hawa. Penyakit ini memang sukar dideteksi saat masih stadium dini. Salah satu faktor utamanya adalah pertumbuhan virus yang lamban, namun pasti. Oleh karena itu penderita diketahui saat mereka berada di stadium lanjut.
EKA FATIMAH, Tenggarong
KANKER serviks terjadi disebabkan masuknya Human papilloma virus (HPV) ke wilayah sekitar mulut rahim. Dengan masa perubahan dari HPV menjadi kanker memakan waktu 10-20 tahun lamanya, dan selama kurun waktu tersebut tidak ada gejala yang timbul, maka jumlah kematian akibat kanker serviks ini pun terus bertambah besar dari tahun ke tahun.
Guna mengantisipasi akibat kanker ini secara dini, Kementerian Kesehatan RI terus mengupayakan adanya penanggulangan secara mudah, aman, dan murah.
“Jika terdeteksi saat stadium lanjut, memang tidak bisa dipungkiri jika untuk proses pengobatan memerlukan biaya yang cukup besar,” ujar dr Mohammad Baharuddin SpOG MARS dari Sub Direktorat Pengendalian Kanker Kemenkes RI.
Dengan dihadapkan masalah biaya tersebut, tak jarang para penderita kanker serviks justru berputus asa dan akhirnya tak dapat ditolong.
“Untuk itu kita terus mengupayakan adanya terobosan baru agar bisa mendeteksi adanya HPV penyebab kanker ini sedini mungkin, sebelum dia berkembang menjadi  ganas,” terangnya.
Cara yang kini sedang gencar dipromosikannya bersama Kemenkes RI adalah pendeteksi HPV dengan cara IVA, yaitu, Inspeksi Visual dengan Asam asetat.
“Selain dapat mendeteksi dengan akurat, IVA juga mudah dilakukan,” papar direktur Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan Jakarta ini.
Proses kerjanya, kata dia, adalah dengan melarutkan asam asetat atau yang lazimnya disebut cuka makan dengan air minum hingga kadar keasaman 3-5 persen.
Setelah itu, celupkan kapas yang sebelumnya dililit pada sebatang lidi berukuran sedang ke dalam larutan tersebut. Kapas yang telah dibasahi dengan larutan cuka kemudian dioleskan pada sekitar daerah mulut rahim.
“Beberapa menit setelah pengolesan, dilakukan penyinaran mulut rahim menggunakan senter. Jika terlihat ada gumpalan putih dari yang terpantul dari sinar senter tersebut, dapat dipastikan jika di situ ada HPV bermukim,” jelasnya.
Semakin banyak dan besar gumpalan putih yang terlihat, berarti jumlah HPV-nya pun semakin banyak. Namun karena masih berbentuk virus dan ia sedikit lumpuh terhadap zat asam yang mengenainya, HPV ini dapat dengan mudah untuk segera dimatikan.
“Jika sudah terlihat, tahap selanjutnya tinggal memasukkan sedikit es batu untuk ditempel tepat pada gumpalan putih tersebut,” terangnya.
Suhu dingin es batu tersebut, kata Bahar, dapat mengalahkan daya tahan HPV, sehingga ia dapat keluar dengan sendirinya.
Selain peralatan yang diperlukan tergolong murah dan mudah didapat, penggunaan asam cuka dan es batu juga terbilang aman. Karena tidak ada zat kimia berbahaya dalam kedua jenis benda tersebut.
“Namun kebersihan peralatan dan tempat juga jangan lupa diperhitungkan,” ucapnya.
Dengan pendeteksian yang sangat mudah ini, ia berharap semakin banyak perempuan yang dapat tertolong sebelum HPV semakin mengganas dan membunuh penderitanya. Terlebih, kanker serviks berisiko pada semua perempuan yang pernah melakukan hubungan badan tanpa pandang bulu.
“Meskipun baru sekali melakukan hubungan badan, sangat mungkin sekali seorang perempuan dihinggapi HPV, apalagi bagi yang melakukan seks bebas, kemungkinannya jauh lebih tinggi lagi,” bebernya.
Selain itu, pola hidup yang cenderung tidak sehat seperti diet rendah serat, mengonsumsi makanan cepat saji, serta minum-minuman bersoda terlalu sering juga dapat memberikan kesuburan bagi virus-virus pemicu kanker.
“Kalau sudah parah, penyesalan seperti apapun tidak akan ada efeknya,” tegas Bahar.
Untuk itu, ia berharap pemerintah kota atau kabupaten yang ada untuk dapat segera memberikan pengarahan mengenai sosialisasi program IVA ini melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat.
“Daripada membeli alat-alat mahal yang bisa mendeteksi adanya kanker saat sudah pada stadium-stadium yang terbilang tinggi, lebih bijak jika mengembangkan program deteksi dini ini hingga keseluruh lapisan masyarakat,” paparnya.
Namun Bahar juga menambahkan, jika memberikan edukasi perilaku seks yang benar adalah lebih utama.
“IVA memang mudah, murah, dan aman. Tapi berperilaku hidup sehat dan tidak sembarangan melakukan hubungan intim jauh lebih mudah, murah, dan juga aman,” pungkasnya.

Selasa, 18 Oktober 2011

Beda Kanker Serviks Dan Kanker Rahim

papsmearKanker serviks dan kanker rahim adalah dua penyakit yang mematikan sehingga banyak ditakuti oleh kaum wanita, terutama yang berumur 35 tahun ke atas. Namun karena letaknya yang hampir sama, banyak yang bingung membedakan apakah mereka terkena kanker serviks atau kanker rahim. Padahal, dengan mengetahui detil perbedaan keduanya, kita dapat lebih dini menyadari apabila ada gejala yang timbul serta melakukan pengecekan ke dokter untuk memastikan. Nah, berikut ini penjelasan perbedaan di antara kedua jenis kanker fatal tersebut.
Sebelumnya, kita perlu mengenal dulu mengenai istilah rahim.
Rahim adalah nama lain dari kandungan dimana ia terdiri atas beberapa bagian, yaitu leher rahim, badan rahim, dan dua saluran telur. Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada leher rahim. Itu sebabnya ia disebut juga kanker leher rahim. Sedangkan kanker rahim sendiri, atau biasa juga disebut kanker kandungan, terjadi pada badan rahim.
Gejala awal pada kanker kandungan biasanya berupa perdarahan yang berlebihan saat menstruasi ataupun perdarahan di luar masa menstruasi. Sedangkan pada kanker leher rahim tidak terdapat gejala awal. Gejala justru muncul apabila kanker sudah memasuki stadium selanjutnya, seperti muncul keputihan yang berbau ataupun perdarahan saat berhubungan. Itu sebabnya disarankan untuk menjalani Pap Smear secara rutin setiap tahunnya karena ini dapat mendeteksi dini keberadaan kanker serviks, khususnya bagi wanita yang pernah melakukan hubungan suami istri.
Semoga bermanfaat.

Kanker Leher Rahim

Kapan Harus Vaksinasi?

Kanker leher rahim menempati urutan kedua untuk kanker pada wanita di seluruh dunia. Diperkirakan angka kejadiannya mencapai 493.000 kasus baru, dan menyebabkan 274.000 kematian pada tahun 2002. Ironisnya, 83 persen dari kasus ini terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, kanker leher rahim berada di urutan pertama untuk kanker pada wanita, disusul kanker payudara. Yang lebih memprihatinkan, sebagian besar kasus kanker leher rahim yang datang untuk mencari pengobatan sudah berada dalam stadium lanjut. Akibatnya, angka kematian dan kecacatan yang ditimbulkan relatif tinggi.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker leher rahim. Namun, salah satu faktor terpenting adalah infeksi persisten Human Papilloma Virus (HPV) tipe-16 dan 18. Virus ini dinyatakan terkait dengan 70 persen kasus kanker leher rahim, meskipun ada data yang menyebutkan lebih dari itu.

HPV didapat melalui hubungan seksual, dan merupakan salah satu infeksi paling sering yang ditularkan melalui hubungan seksual. Berdasarkan pernyataan CDC (Centre for Disease Control and Prevention), sampai usia 50 tahun, 80 persen wanita di Amerika Serikat paling tidak pernah kontak dengan satu tipe HPV selama hidupnya.

Untungnya, tidak semua infeksi HPV tipe-16 dan 18 akan berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker leher rahim. Sebaliknya, 90 persen dari infeksi ini akan mampu diatasi oleh sistemm kekebalan tubuh dan akan hilang dalam dua tahun.

Saling terkait

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mendapat kanker leher rahim adalah hubungan seksual pertama saat usia muda, berganti-ganti pasangan seksual, berhubungan dengan pria yang memiliki banyak pasangan seksual, faktor genetik, merokok, gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya pengidap HIV).

Semua faktor risiko itu saling terkait satu dengan yang lain. Hubungan seksual usia muda akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV lebih dini, dan memberikan virus waktu yang lebih panjang untuk menimbulkan perubahan yang akan menimbulkan kanker. Begitu juga dengan berganti-ganti pasangan seksual akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV.

Sekitar 90 persen dari infeksi HPV mampu dinetralkan oleh sistem pertahanan tubuh. Di sini tampaknya ada peran faktor genetik dan merokok sebagai penyebab kegagalan sistem imun untuk menetralkan infeksi tersebut. Hal serupa juga ditemukan pada pengidap HIV, yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.

Vaksin pencegah

Sebelumnya upaya menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat kanker leher rahim dilakukan dengan upaya deteksi dini (papsmear, IVA). Kini dunia kedokteran telah berhasil membuat terobosan dalam pencegahan primer kanker leher rahim, yaitu dengan vaksinasi. Hal ini berdasarkan fakta bahwa sebagian besar kasus kanker leher rahim terkait dengan infeksi HPV tipe-16 dan 18.

Ada dua jenis vaksin, vaksin tipe bivalen (proteksi terhadap HPV tipe-16 dan 18) dikatakan aman dan masih mampu memberikan respon pembentukan antibodi bila diberikan kepada wanita usia 55 tahun. Sementara untuk vaksin quadrivalen (proteksi terhadap HPV 6, 11, 16, 18) dikatakan aman dan masih memberikan proteksi bila diberikan pada wanita usia 45 tahun.

Kedua jenis vaksin yang beredar di masyarakat tersebut dapat memberikan proteksi terhadap infeksi HPV tipe-16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker leher rahim. Dengan adanya vaksin ini tentu akan membawa perasaan lega bagi wanita karena merasa akan terlindungi dari kanker leher rahim.

Sebelum kontak seksual

Pertanyaannya, kapan vaksin ini tepat untuk diberikan? Pada usia berapa? Institut Kanker Nasional AS menyatakan, bila vaksinasi dilakukan dengan benar pada semua wanita, akan berpotensi mengurangi kematian akibar kanker leher rahim sebanyak dua per tiga di seluruh dunia. Vaksinasi juga akan mengurangi kebutuhan tindakan medis invasif, sehingga akhirnya akan mengurangi biaya pengobatan.

Vaksinasi HPV paling efektif dilakukan sebelum kontak seksual pertama, dengan alasan bahwa vaksin ini akan efektif bekerja sebelum seseorang tennfeksi HPV. Alasannya, setiap kontak seksual dianggap membawa risiko untuk terinfeksi HPV.

Di beberapa negara, vaksinasi sudah menjadi program pemerintah dan dianjurkan sejak usia 9 tahun. Di beberapa negara lain, diberikan sejak usia 13 tahun dengan rentang usia rata-rata 15-25 tahun.

Vaksin ini dinyatakan akan memberikan hasil paling efektif bila diberikan sebelum kontak seksual pertama dan wanita tersebut belum terinfeksi HPV. Namun, yang menjadi pertimbangan kemudian adalah ada banyak tipe HP, meski yang disinyalir dapat menyebabkan kanker adalah tipe-16 dan 18, dan vaksinasi Ini ditujukan untuk HPV tipe ini (16 dan 18).

Jadi, diasumsikan pada kontak seksual pertama, wanita yang terinfeksi HPV belum tentu memiliki tipe-16 dan 18, sehingga masih rasional bila dilakukan vaksinasi setelah kontak seksual pertama.

CDC kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa vaksinasi dapat diberikan pada usia di atas 26 dan masih memberikan nilai proteksi terhadap kanker leher rahim. Mengingat banyaknya tipe dan tingginya derajat transmisi HPV, wanita yang aktif seksual akan selalu membawa risiko dalam hidupnya untuk mendapatkan infeksi HPV baru.

Bukan pengganti Papsmear

Bagi wanita yang sudah melakukan kontak seksual biasanya dianjurkan untuk melakukan papsmear terlebih dahulu. Bila dari hasil papsmear dicurigai ada infeksi oleh virus, akan dilakukan beberapa tindakan untuk mengeliminasi infeksi tersebut sebelum dilakukan vaksinasi.

Sering timbul pertanyaan apakah dengan vaksinasi kemudian papsmear akan ditinggalkan? Pada dasarnya vaksinasi tidak dibuat untuk menggantikan posisi papsmear dalam deteksi dini kanker leher rahim.

Seperti diketahui, 70 persen kanker leher rahim terkait dengan HPV, berarti ada sekitar 30 persen yang tidak terkait dengan HPV, yang tidak dapat dicegah dengan vaksinasi. Biaya vaksinasi tergolong mahal, dan tidak semua kalangan di negara kita mampu mendapatkannya.

Terlepas soal biaya, vaksinasi layak menjadi pertimbangan bagi wanita, dengan tidak melupakan papsmear tentunya. Menghindari faktor risiko yang ada, salah satunya dengan tidak merokok dan menerapkan perilaku seksual yang sehat dan aman juga menjadi hal yang sepantasnya dilakukan dalam menghindari kanker leher rahim.

Oleh:
Dr. Evert Pangkahila
(alumnus Universitas Udayana, peserta Female Cancer Program Summer Spring Course and Master Class, Leiden University tahun 2007)

Cara Baru Deteksi Kanker Serviks

Headline

Jakarta - Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah jenis kanker yang paling banyak diderita oleh wanita.
Kanker mulut rahim, seperti juga kanker yang lain terjadi karena pertumbuhanselnya yang tidak terkontrol karena adanya kelainan kerja gen.

Sampai saat ini belum dapat dijelaskan mengapa seseorang akan menderita kanker mulut rahim, namun ada beberapa faktor risiko yang mungkin menyebabkan seseorang lebih besar risikonya untuk menderita kanker mulut rahim.
Selain melalui pap smear, pencegahan dan deteksi dini terhadap kanker mulut rahim bisa juga dilakukan dengan bantuan cuka.

Lantas, seperti apa cara kerjanya?

Para ahli dari Medical School di Roi Et, Thailand, mengembangkan cara alternatif untuk mendeteksi kanker serviks dengan bantuan cuka.
Untuk mendeteksi penyakit diperlukan sedikit cuka yang dioleskan langsung ke mulut rahim pasien. Jika timbul bintik-bintik putih pada lapisan yang terkena cuka, maka pasien positif mengidap kanker serviks.

Cara itu sebenarnya ditemukan oleh Johns Hopkin pada 1990. Pada
2010, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung penelitian lanjutan mengenai cara yang terbilang murah dan mudah itu.

Para ahli lain juga mengembangkan cara lain untuk mengobati kanker serviks, dengan risiko dan biaya yang relatif rendah. Terapi itu mirip cryotherapy. Jika pada cryotherapy digunakan nitrogen cair, terapi baru itu menggunakan batangan logam yang dibekukan dengan karbondioksida.

Beberapa rumah sakit di Thailand telah mempraktekkan cara itu. Kefektifan terapi itu tidak boleh dipandang sebelah mata. Tingkat keberhasilannya mencapai 90%.

"Beberapa dokter menolak melakukan terapi ini. Mereka menyebutnya perawatan buruk bagi orang-orang miskin. Itu adalah pendapat yang salah. Terapi ini sangat efektif dengan sumber daya yang melimpah," kata Wachara Eamratsameekool, Ginekolog dari Rumah Sakit Roi Et.

Kanker mulut rahim atau serviks menyerang secara diam-diam dan mematikan. Sekitar 250 ribu wanita tewas akibat penyakit ganas itu. Sayangnya, bagi sebagian orang, pap smear yang merupakan jalan satu-satunya untuk mendeteksi kanker serviks masih menjadi barang mahal

MEDIA INFORMASI